Rabu, 23 Mei 2012

Helmy Thaher: Say “NO” for Corruption




Dalam surat mosi tidak percaya itu, ICI meminta agar Edy Aburachman mundur dari jabatannya. Dan (kebetulan?) dalam tempo 7 X 24 jam, akhirnya Edy Abdurachman memang kemudian dicopot dan digantikan oleh Anwar Supriyadi.

Jakarta, (Suara LSM) - Sosok Helmy Thaher termasuk orang yang ulet dan tangguh dalam jalur kehidupan independen. Hal itu ia dapatkan lewat berbagai latihan dalam berbagai organisasi kepemudaan, yaitu sejak berumur 22 tahun telah menjadi Ketua Umum Pemuda, Pelajar, Mahasiswa BPS/Manikebu Tingkat I Prop Sumut/Aceh. Hingga akhirnya ia kini tetap beraktifitas secara independen, dimana tahun 2001 mendirikan Indonesian Corruption Investigation (ICI)
ICI pernah membuat laporan ke KPK yang dijawab bahwa laporan ICI diteruskan ke BPKPdan KPK menunggu hasil BPKP. Belum lama ini, ICI telah menyampaikan laporan keKejaksaan Tinggi DKI atas persoalan yang terkait korup, dengan mendapat jawaban tertulis, bahwa orang yang dilaporkan telah menjadi tersangka.
Bukan itu saja , bahkan Dirjen Bea dan Cukai Abdul Rahman yang dianggap gagal dalam menangani impor illegal beras merasakan bagaimana “tajamnya” ICI dalam menyuarakan gerakan anti korupsi merasakan akibatnya. ICI yang dipimpin oleh Helmy Taher mengirimi sepucuk surat dalam bentuk mosi tidak percaya atas kepemimpinan Abdul Rahman kala itu yang dinilai teledor membiarkan lolosnya impor beras masuk ke pasaran domestik. Dalam surat mosi tidak percaya itu, ICI meminta agar Edy Aburachman mundur dari jabatannya. Dan (kebetulan?) dalam tempo 7 X 24 jam, akhirnya Abdul Rahman memang kemudian dicopot dan digantikan oleh Anwar Supriyadi.
Selain itu, kiprah ICI juga merambah institusi dunia. Buktinya, Bank Dunia pernah mengundang pakai surat dan mengucapkan terimakasih ke ICI atas perhatian ICI tentang keberadaan Bank Dunia di Indonesia. Karena kelugasan ICI dalam mengkritisi Bank Dunia, maka Helmy Thaher mewakili ICI untuk datang menghadiri undangan Bank Dunia perwakilan Jakarta. Ketua ICI ini mengatakan bahwa keberadaan Bank Dunia di Indonesia dapat diterima (Bank Dunia, YES), namun bila ada korupsi di tubuh Bank Dunia, maka ia menolak (Corruption’s World Bank, No!). Untuk itulah ia meminta agar Bank Dunia Jangan ikut korupsi dalam hal yang menyangkut Dana Hibah / pinjaman luar negeri. Say “No” for Corruption!
Bayangkan, dengan mengirimi Bank Dunia sepucuk surat, dengan cepat tanggap direspon oleh pihak Bank Dunia!
Sebenarnya ICI telah lahir lebih dahulu dibanding KPK maupun ICW. Prestasi lain yang diterima oleh ICI adalah pengakuan pemerintah dengan dibuktikannya ICI pernah diundang ke Istana dalam menghadiri sebuah acara yang menyuarakan “Lawan Korupsi”.
Helmy Thaher menyatakan keprihatiann atas pernyataan Mae Chu Chang dari Bank Dunia di Indo nesia, Senin (9/8) di Jakarta yang mengatakan telah terjadi penyimpangan dalam pengelolaan BOS (Kompas 10-11/8) di berbagai sekolah. Mengapa pihak luar jauh lebih cepat tahu dan membuka penyimpangan yang terjadi? Karena banyaknya modus penyimpangan itulah ICI akan benar-benar menguatkan kiprahnya di tenah masyarakat. Dalam waktu dekat ICI berencana menyelenggarakan sebuah seminar nasional atau seminar internasional yang berkaitan erat dengan isu lingkungan hidup. (*)

1 $type={blogger}:

sutantulis mengatakan...

Sekecil apapun partisipasi masyarakat patut diberikan apresiasi oleh pemerintah dan kalangan lain di dalam negeri. Jangan sampai pihak luar lebih peduli dengan aktivitas LSM atau NGO di tanah air sehingga akan mengurangi nilai respek masyarakat dunia terhadap kemandirian bangsa ini. Apa yang sudah dilakukan oleh ICI selama ini patut kita puji, karena dari kelompok-kelompok di luar pemerintahan/birokrasilah, maka adanya kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.

Posting Komentar