Selasa, 12 Juni 2012

Jumhur : Aktivis Harus Tetap Menjadi "Rajawali"


Jumhur Hidayat

Bandung, (Suara LSM) - Aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung era 1980-an Moh Jumhur Hidayat mengingatkan para aktivis dan mantan aktivis untuk tetap menjadi "rajawali" atau orang yang berpendirian teguh.
"Tetaplah menjadi rajawali jangan berubah menjadi nuri," kata Jumhur pada peluncuran buku "Memoir Bunda Seorang Aktivis" di Bandung, Minggu.

Buku setebal 114 halaman yang dicetak oleh PT Mangle Panglipur itu ditulis oleh Hj Ati Amiati Sobari, ibunda Jumhur, yang antara lain menuturkan isi hatinya mengenai kiprah Jumhur sejak lahir hingga menjadi aktivis meskipun oleh rezim Orde Baru sempat dipenjara selama tiga tahun di tahanan militer Bakorstanasda Jabar, LP Kebon Waru, LP Nusakambangan, dan LP Sukamiskin.

Jumhur dan sejumlah aktivis ITB ditangkap, dipecat sebagai mahasiwa ITB, dan dipenjara menyusul peristiwa Sabtu Kelabu 5 Agustus 1989 saat Jumhur bersama para mahasiswa ITB berunjuk rasa menolak kehadiran Menteri Dalam Negeri Rudini ke kampus ITB untuk berceramah pada Penataran P-4 bagi mahasiswa. 

Setelah menjalani hukuman, Jumhur bebas dari penjara LP Sukamiskin pada 22 Februari 1992 dan Jumhur tetap mengaku menjadi aktivis untuk berjuang demi keadilan dan kesejahteraan rakyat hingga kini meskipun menjadi pejabat negara.

"Fasilitas, jabatan, pangkat, puja-puji seringkali mengubah rajawali menjadi nuri. Mungkin beberapa teman kita ada yang begitu, ada yang DPRD I dan II, menteri, DPR yang dahulunya aktivis telah berubah," katanya.

Jumhur mengambil istilah rajawali dan nuri dari salah satu sajak penyair WS Rendra yang berkalimat "sangkar besi jangan mengubah rajawali menjadi nuri".

Godaan Mahasiswa

Salah seorang aktivis mahasiswa ITB 1978, Sukmaji Indro Tjahjono pada acara itu menyatakan bahwa godaan aktivis pada saat ini lebih berat.

"Kalau dahulu setelah berunjuk rasa paling ditahan tetapi sekarang belum apa-apa sudah ditawari uang dalam tas besar," kata Indro yang mengaku kerap lolos dari upaya penangkapan oleh aparat keamanan.

Sedangkan mantan aktivis ITB lainnya, Syahganda Nainggolan, berharap Jumhur bisa menjadi pemimpin yang mengabdi pada Republik. "Buat negara ini maju dan sejahtera," kata Syahganda rekan sesama aktivis dengan Jumhur.

Syahganda yang kini menjadi Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) menegaskan bangsa ini membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas untuk kesejahteraan rakyat. (Ant/hlm)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar