Selasa, 19 Juni 2012

NKRI Utuh, Hilangkan Pembangunan Jawa-Sentris

Pemerataan harus disegerakan. Masyarakat Indonesia plural namun tersegmentasi

Jakarta, (Suara LSM) - WAKIL Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan, pembahasan soal NKRI seharusnya sudah selesai. Namun ironisnya saat ini negara malah dihadapkan pada isu separatisme dan pluralisme.

Hal itu ia ungkapkan pada acara diskusi yang berjudul "NKRI: Pemahaman, Tantangan dan Masa Depannya" di Gedung MPR, Senin (18/6).

Menurut Hajriyanto, masalah di Indonesia adalah tidak adanya upaya disegerakannya pemerataan. Apalagi Indonesia memiliki kemajemukan yang khas, yakni terdiri dari bangsa majemuk yang tersegmentasi. Berbeda dengan majemuknya negara-negara lain yang majemuk namun berbaur.

"Ini berakar dari kita tidak berhasil mensegerakan mewujudkan pemerataan. Permasalahannya adalah Indonesia itu majemuk yang tersegmentasi. Misalnya orang Hindu Bali, suku Bali, tinggalnya ya di Bali, begitupun Papua, Minahasa dan lain-lain. Berbeda di Amerika yang majemuknya bercampur baur dalam satu tempat," tutur Hajriyanto.

Akibatnya, lanjutnya, bila ada masalah di negeri ini tidak jarang terjadi politik menarik diri bagi daerah-daerah tertentu, "yaitu politik yang sedikit-sedikit mengancam," jelasnya.

Ia menjelaskan, pemerataan yang dimaksud adalah pada dataran kesejahteraan masyarakat, yakni dengan melakukan pemerataan infrastruktur, ekonomi, akses pendidikan dan lain sebagainya. Bukan dengan membagi-bagikan uang ke rakyat.

Oleh karenanya, lanjutnya, ke depan, harus ada strategi dan langkah-langkah yang jitu.

"Harus ada langkah-langkah drastis, Jawa sentris coba dihilangkan. Karena selama ini pembangunan fokus di Jawa. Bila perlu ada moratorium (pembangunan di Jawa)," tegasnya.

"Tantangan ke depan itu (bagi NKRI) adalah tantangan untuk mewujudkan pemerataan di tengah-tengah masyarakat segmented pluralism," tandasnya. (plt)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar