Sabtu, 16 Juni 2012

Pantai Ancol Untuk Rakyat Harus Gratis

Jakarta, (SUARA LSM) - Salah satu tempat wisata terpopuler di Jakarta, Pantai Ancol, belum bisa dinikmati semua kalangan masyarakat. Padahal, area tersebut merupakan ciptaan Tuhan dan fasilitas publik. Karena itu, Pantai Ancol diminta di¬gratiskan, sehingga siapa saja bisa menikmatinya.
Desakan itu dikatakan Pe¬nga¬mat perkotaan Universitas Indo¬nesia (UI) Andrianof Chaniago. Menurutnya, seharusnya Pantai Ancol digratiskan buat ma¬sya¬rakat seperti Pantai Kuta di Bali.
“Ancol itu merupakan fasilitas publik yang harus digratiskan, karena Jakarta tidak memiliki pantai gratis dan itu melanggar HAM. Aneh banget kota Jakarta punya perlintasan pantai, tetapi tidak punya fasilitas pantai un¬tuk publik,” kritik Andrianof.
Dikatakan, pantai, sungai dan danau merupakan ruang pu¬blik yang harus diberikan tanpa ada pembedaan kelas masyarakat.
“Kita sudah gencet soal itu se¬jak lama, seharusnya dipisah¬kan area pariwisata yang bayar dan gratis. Aneh sekali, pantai, da¬¬nau, sungai itu kan milik pu¬blik, jadi tidak boleh men¬dis¬kri¬mi-nasikan dan meng¬komer¬sil¬kan. Po¬koknya ha¬rus dibe¬bas¬kan un¬tuk masyara¬kat luas,” tegasnya.
Menurutnya, kalau tempat rek¬reasi dan hiburan boleh saja  ba¬yar, tapi pantai itu tidak boleh bayar. “Jadi, seharusnya ti¬dak per¬lu pakai pintu masuk. Ka¬lau untuk masuk ke Taman Im¬pian Jaya Ancol Dufan itu silakan di¬kenakan biaya. Tetapi kalau Pan¬tai Ancol itu tidak boleh, itu jelas melanggar HAM,” tekannya.
Wacana menggratiskan Pantai Ancol disetujui anggota Komisi E DPRD DKI dari Fraksi PAN Wanda Hamidah. Dia menga¬ta¬kan, Pemerintah Provinsi (Pem¬prov) DKI Jakarta harus me¬nye-diakan fasilitas publik sebagai ruang rileksasi dan refreshing war¬¬¬ga. Makanya, pantai Ancol per¬¬lu dibebaskan dari biaya su¬paya pub¬lik bisa mengaksesnya.
“Saya sepakat wacana Pantai Ancol digratiskan, karena pantai itu milik publik. Apalagi di Ja¬karta yang merupakan kota penat dan padat, jadi perlu rileksasi dan ref¬reshing yang harus dinik¬mati oleh publik,” seru Wanda.
Ia mencontohkan Singapura, pantainya dapat diakses oleh pub¬lik tanpa dipungut biaya. Me¬nurut Wanda, pemerintah harus menyediakan fasilitas publik un¬tuk warganya. Meskipun sudah ada ren¬cana Pemprov DKI untuk me¬nye¬diakan fasilitas gratis, tapi tetap saja orientasinya komersil.
 “Di Jakarta Utara ada pan¬tai untuk publik. Tetapi, pantai itu hanya milik eksekutif, bukan untuk publik, malah komersil bu¬kan untuk umum. Seharusnya pemerintah memi¬kirkan untuk rakyatnya dong,” kritiknya.
Menurutnya, meskipun Ancol sudah dikelola oleh pihak swasta, tetapi tetap harus ada ketegasan dari pemerintah daerah terkait pengelolaannya. “Penge¬lo¬¬laan¬nya memang oleh pihak swasta, tapi jangan korbankan rakyat,” pinta Wanda.
Wanda mengungkapkan, di Jakarta ini cenderung meman¬ja¬kan orang-orang yang punya uang dan melupakan rakyat kecil.
“Seharusnya pemerintah mind¬¬set-nya bukan seperti perusaha¬an yang memikirkan balik mo¬dal atau tidak, tetapi harus pro rak¬yat,” tuturnya.
Maka dari itu, lanjutnya, untuk memikirkan hak warga perlu ada¬nya pengkajian terhadap ke¬ten-tuan mengenai Pantai Ancol.
“Jadi, kebijakannya harus dikaji ulang dan itu merupakan Kepu¬tusan Gubernur DKI. Fraksi PAN dukung selalu untuk digra¬tiskan pantai Ancol itu,” kata Wanda.
 
Dukungan menggratiskan Pan¬tai Ancol juga dilontarkan ang¬gota Komisi X DPR bidang Pa-riwisata Raihhan Iskandar. Dia menilai, area wisata publik yang terjangkau di Jakarta sa¬ngat ku-rang.

Dukungan menggratiskan Pan¬tai Ancol juga dilontarkan ang¬gota Komisi X DPR bidang Pa-riwisata Raihhan Iskandar. Dia menilai, area wisata publik yang terjangkau di Jakarta sa¬ngat ku-rang.
“Saya melihat positif wacana menggratiskan pantai Ancol, ka¬rena di Jakarta kurang area pub¬lik. Kalau di luar negeri banyak area publik. Kalau area publik banyak sudah pasti ma¬sya¬rakat bisa nyaman melepas ke¬penat¬an,” ujar Raihhan.
Menurutnya, apabila area pan¬tai Ancol digratiskan akan ber¬dampak positif bagi roda per¬pu¬taran ekonomi. Pasalnya, apabila area publik tempat wisata tak di¬pungut biaya, maka dengan sen-dirinya akan tumbuh ekonomi ter¬sendiri. “Tidak usah dipungut biaya untuk masuk pantai Ancol. Biar Dunia Fantasi saja dikomer¬silkan,” tandasnya.

Pemprov Kok Lebih Pilih Gratisin Pantai Marunda   
WACANA penggratisan akses masuk Pantai Ancol seperti Pan¬tai Kuta Bali sudah terdengar oleh Pem¬prov DKI Jakarta. Melalui Dinas Pa¬riwisata dan Kebuda¬ya¬an (Dis¬par¬bud) DKI Jakarta, Pem¬¬prov DKI mengaku, akan mem¬pertim¬bangkan wacana itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ke¬budayaan DKI Jakarta Arie Bu¬diman mengatakan, wacana menggratiskan Pantai Ancol perlu dipertimbangkan lagi.
“Sebagai kawasan pariwisata Ancol memiliki nilai investasi yang tinggi bagi pemasukan dae¬rah, sehingga wacana peng¬gra¬tisan akses masuk Ancol perlu dipertimbangkan,” kata Arie.
Menurutnya, meskipun saat ini akses masuk kawasan wisata Ancol dipungut bayaran, namun Ancol tetap menjadi kawasan wi¬sata yang menjadi tujuan wisa¬tawan baik dari Jakarta maupun luar Jakarta.
“Nah itu dibuktikan dengan jum¬lah pengunjung yang selalu memenuhi target tiap tahun atau saat-saat hari libur,” tegas Arie.
Untuk memberikan fasilitas publik, Arie meng¬ung¬kapkan, Pemprov DKI telah mem¬persiap¬kan pantai Marunda sebagai wi¬layah khusus yang digratiskan.  “Untuk masyarakat yang ingin berekreasi tanpa harus mem¬bayar, Pemprov DKI telah me¬nyiapkan Pantai Marunda,” tuturnya.
Menurutnya, Pantai Marunda tak kalah bagus dengan pantai Ancol. Nantinya, pan¬tai publik itu dapat diakses se¬luruh lapisan masyarakat Jakarta. “Ini bisa menjadi refrensi lain bagi mas¬yarakat Jakarta untuk menikmati wisata pantai yang gratis bersama keluarga,” ujarnya.  (rmiol)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar