Sabtu, 23 Juni 2012

Sri Sultan HB X Siap Menjadi Fasilitator Dialog Jakarta-Papua

JAYAPURA, (SUARA LSM) - Menyusul pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X,  yang menyatakan kesiapan dirinya menjadi fasilitator dialog Jakarta-Papua, bahkan Kota Yogyakarta siap menjadi tempat berdialog,  mendapat  respons positif  dari Ketua Komisi  A  DPRP Ruben Magay S.IP.
Menurut  Politisi  Partai  Demokrat ini,  kesiapan  Sultan jadi  mediator   konflik Papua karena  ia  memahami sejarah politik  Papua,   dengan didasari  sikap  dan  tindakan  dari segi kemanusiaan dalam menyelesaikan  semua persoalan yang terjadi  di  Papua. Apalagi  Yogyakarta adalah saksi  sejarah pencetusan  Tri  Komando  Rakyat  (Trikora), diantaranya  menyatakan  bubarkan  negara  boneka  buatan Belanda di  Irian Barat. 
Karenanya,  ujar dia, bila Sultan  sudah  bicara  tentang masalah Papua lantaran  ia  prihatin dengan keadaan  Papua dari hati  nuraninya.   ‘’Saya kira ini bukti Sultan dan keraton prihatin dengan kondisi Papua, terutama dari aspek kemanusiaan. Jika saja semua orang seperti pemikiran dan pandangan Sultan, pasti persoalan Papua segera tuntas,’’tandas Ketua Komis A DPR Papua Ruben Magai kepada  BIntang Papua di ruang kerjanya, Kamis (21/6) kemarin.
Lanjutnya , hanya dengan pendekatan kemanusiaan seperti yang ditawarkan Sultan, yang bisa menyelesaikan segala persoalan Papua.
‘’Selama ini pendekatan secara kemanusiaan kepada rakyat Papua serta permintaan rakyat Papua untuk dialog, tidak pernah jalan,  karena pendekatan yang dilakukan lebih kepada politik dan kekuasaan,’’ucapnya. Ruben juga mengatakan, sangat sepakat dengan Sultan yang melihat Papua dari berbagai versi. ‘’Persoalan Papua bukan hanya soal kemanuasiaan juga politik dan sejarah seperti yang diungkapkan Sultan,’’paparnya. Ruben Magay juga yakin Sultan  Hamengkubowono banyak mengerti tentang sejarah politik Papua sehingga ia berani mengungkapkan hal seperti itu. Apalagi, Yogyakarta tidak ubahnya dengan Papua diberikan kekhususan.  Karena sesuai sejarah, terbentuknya Negara Indonesia berasal dari Yogyakarta. “Bila Yogya sudah bicara seperti itu, artinya pusat terbentuknya negara Indonesia sudah bersuara.
Pendeta Benny Giay juga mengatakan, bahwa rakyat Papua percaya dengan Sultan Hamengkubuwono, karena juga mendukungnya terwujudnya dialog Papua-Jakarta. ‘’Kami percaya dengan Sultan, dengan segala niatnya menjadi fasilitator dialog Papua-Jakarta,’’tukasnya. Namun, sambungnya, jika dialog diselenggarakan, kerangka acuannya harus jelas. ‘’Rakyat Papua tidak ingin dialog versi pemerintah, karena tidak akan pernah tuntas,’’singkatnya.
Dialog, kata dia, selain acuannya jelas, juga mesti disepakati siapa yang memediasi. “Sebelum dialog, kami harus tahu harus berangkat dari mana dulu, siapa yang memediasi, formatnya bagaimana, dan itu semua harus melalui sebuah kesepakatan bersama,’’ tandasnya.(Bintang Papua)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar