Rabu, 27 Juni 2012

Usai Lawatan, SBY Bahas Papua di Halim


JAKARTA, (SUARA LSM) - Persoalan keamanan di Papua menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sesaat setelah tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (26/6) pagi ini, seusai melakukan lawatan ke luar negeri selama 10 hari.
Ia juga menyinggung soal jatuhnya pesawat Fokker 27 di Kompleks Rajawali di Halim Perdana Kusuma.
Ratas dihadiri Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, tiga kepala staf, Menlu Marty Nattalegawa, Mendag Gita Wirjawan, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan sejumlah pejabat lainnya. Presiden langsung memimpin Ratas yang digelar di ruang tunggu tersebut.
Seusai Ratas, Kapolri kepada mengatakan, Polri bersama TNI dan pemerintah daerah di Papua mengembangkan pendekatan kultural untuk menyelesaikan sejumlah masalah terkait keamanan di daerah tersebut.
"Langkah-langkah seperti ini akan terus kita lanjutkan. Operasi yang berkaitan dengan penggalangan mengajak masyarakat untuk tidak melanggar hak apalagi melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan hak negara," katanya.
Timur menjelaskan, beberapa waktu yang lalu 11 orang yang mengaku dari pemberontak bersenjata di Serui, Papua, menyerahkan diri kepada pihak berwajib dan menyatakan mendukung NKRI.
"Di Serui, ada 11 orang yang menyerahkan diri yang awalnya dia melakukan atau menamakan diri pemberontakan bersenjata. Langkah-langkah ini selanjutnya adalah kerja keras Polri dan masyarakat di wilayah tersebut. Hari Sabtu kemarin 11 orang menyatakan diri mendukung NKRI," katanya.
Terkait dengan penyelesaian masalah perang suku di Timika, Kapolri juga mengharapkan melalui pendekatan kultural maka masalah tersebut dapat diselesaikan.
Empat DPO Diburu
Terkait keamanan di Papua, Kapolres Kota Jayapura AKBP Alfred Papare di Jayapura, Senin (25/6) siang mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus mengejar empat orang yang diduga pelaku serangkaian aksi teror di Kota Jayapura sepanjang Mei-Juni tahun ini.
Ia mengatakan, pihaknya telah berhasil menangkap salah satu tersangka yang masuk DPO kasus itu, yakni ZW pada Sabtu (23/6) di kawasan Jayapura Selatan.
Penangkapan tersangka ZW ini didasarkan pada pengembangan penyelidikan terhadap JW, sesama tersangka pelaku pembunuhan Syaiful Bahri yang dibakar dalam mobilnya pada Selasa (22/5) di daerah Pekuburan Umum Waena, Distrik Heram, yang ditangkap lebih dulu Kamis (14/6) lalu.
Hasil pemeriksaan tim reskrim terungkap keduanya hanya turut serta menghabisi nyawa korban, sementara pelaku utama masih dalam penyelidikan dan pencarian.
Kapolres juga mengungkapkan masih ada empat orang lainnya yang masih terus diburu aparat keamanan hingga kini. Tiga orang di antaranya berinisial DW, SK, dan AM yang diduga terlibat kasus pembunuhan Syaiful Bahri, sopir mobil rental. Untuk kasus penembakan warga Jerman Pieter Dietmar Helmut ada satu orang berinisial DW.
Menurutnya, DW juga diduga kuat terlibat atas serangkaian aksi penembakan dan pembakaran mobil rental yang menewaskan sopirnya Syaiful Bahri. Para DPO itu bisa dipastikan bukan residivis, karena belum ditemukan catatan kriminal oleh pihak kepolisian.
Soal motif para tersangka melakukan serangkaian aksi teror dan penembakan, ia mengaku belum bisa memastikan dan masih menunggu pengembangan penyidikan. Alfred mengatakan, ketiga orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) tersebut disinyalir masih berada di wilayah Kota Jayapura. (SP)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar