Rabu, 11 Juli 2012

Banyak Kartu Pemilih Salah Cetak

JAKARTA, (SUARA LSM) - Hari ini (11/7), warga Jakarta yang menentukan pilihannya. Siapakah yang pantas menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 mendatang. Undangan dan kartu pemilih, sebagian sudah disebarkan KPU DKI kepada warga. Namun begitu, sejumlah persoalan teknis membuat sejumlah warga gusar saat menerima kartu tersebut.
Salah satunya adalah masih banyaknya ditemui kesalahan cetak kartu pemilih. Seperti di tempat lahir dan kotamadya pemilih. Wargapun meminta kepastian agar hal itu tidak membuat mereka kehilangan hak pilihnya.
Sejumlah kesalahan cetak terjadi di kawasan Rawa Badak, Tanjung Priok, Kebon Jeruk, Kebayoran Lama, dan sejumlah tempat lain. Bentuknya bervariasi. Mulai dari pemilih ganda, kesalahan jenis kelamin, kartu tanpa nama pemilih, hingga pemilih yang sudah pindah tetapi masih didaftarkan.
Misalnya yang menimpa salah satu pasangan Djyusman, 36, dan Hani Tiara, Harahap, 35 Warga RT 4 RW 1 Kelurah Kebon Jeruk, Jakarta Barat menerima empat kartu pemilih dan empat undangan. "Kami juga nggak tahu kok bisa seperti ini," kata Djayusman Kepada INDOPOS.
Dua undangan yang diterima pasangan suami istri ini memang benar, akan tetapi dua kartu pemilih dan dua undangan yang di terima tidak ada pesertanya. "Yang dua atas nama Fransisca Untari, 26 dan Intan Lestari, 26," katanya.
Dua undangan tersebut beralamat rumahnya, akan tetapi selama ini dirinya tidak pernah mendengar nama tersebut. Ironisnya saat dikembalikan kepada petugas, petugas pun tidak mau menerimanya. "Alamatnya sama tetapi tidak ada orang namanya Untari dan Intan yang tinggal di sini, kata petugas ya sudah pegang saja," paparnya binggung.
Sementara itu, menurut anggota KPU Jakarta Utara  Abdul Muin, mengakui ada bheberapa kesalahan cetak. ”Tapi itu hanya kotamadyanya saja. Seperti misalnya, harusnya Jakarta Utara jadi Jakarta Pusat. Pergesaran saja, tanggal lahir dan alamat. Tapi itu tidak mempengaruhi hak pilih," ujar Abdul Muin.
Sementara menurut anggota KPU DKI Jakarta Aminullah, beberapa kesalahan cetak dalam kartu pemilih biasanya berupa salah tanggal lahir. "Di Jakarta Utara  memang ada di beberapa kelurahan. Seperti di Rawabadak salah percetakan," ujar Aminullah kemarin.
"Kami masih punya waktu untuk mengganti. Kartu  pemilih akan kami tarik, tanpa merubah jumlah pemilih. Agar ada pencocokan data identitas sama dengan kartu pemilih," imbuhnya. 
Aminullah menambahkan, terkait pemilih yang teridentifikasi ganda, logistik C6 dan kartu pemilih memang tidak diberikan dulu bagi yang ditandai. "Untuk memastikan mana yang berhak menggunakan hak pilihnya.  Kartu pemilih tidak diberikan bagi yang terindentifikasi ganda," pungkas Aminullah.

319 TPS RAwan
Sejumlah pengamanan prosesi pemilihan orang nomor satu dan nomor dua terus dilakukan oleh aparat Polda Metro Jaya. Dari evaluasi di lapangan, sedikitnya ada 319 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 15.111 kategori rawan. "Selasa sore petugas keamanan gabungan dari polda dan polsek setempat akan mengamankan masing-masing TPS yang sesuai kewajibannya," ujar kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Rikwanto, di areal Mapolda Metro Jaya, Senin (9/7).
Meski tidak menjelaskan secara detil lokasi TPS rawan tersebut, Rikwanto mengemukakan 319 TPS rawan tersebut terbagi menjadi tiga katagori. Yakni katagori rawan 1 berjumlah 257 TPS, kaatagori rawan dua berjumlah 39 TPS dan katagori  khusus berjumlah 23 TPS. Ini tersebar di enam wilayah di DKI Jakarta, yakni Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Kepulauan seribu. "Kami tidak bisa menjelaskan, kami tidak ingin masyarakat merasa tidak tenang dalam melakukan pemilihan nanti. Biarkan ini menjadi tugas kami untuk mengamankan TPS tersebut," katanya.
Dikatakan Rikwanto, penentuan TPS rawan tersebut berdasarkan evaluasi petugas dilapangan. Untuk katagori rawan 1 ini lantaran TPS tersebut jauh dari kantor kepolisian, pernah terjadi konflik, masayarakat kurang kooperatif, kantong masa parpol satu dengan parpol lain bersinggungan "Untuk mengamankan ini petugas menggunakan pola pengamanan 242 yakni 2 petugas polisi, empat linmas untuk menjaga dua TPS,"tuturnya.
Sedangkan, untuk katagori rawan dua, ini lantaran TPS tersebut jauh dari kantor kepolisian, masih konflik, masyarakat kurang kooperatif, dan masyarakat kurang yakin dengan pemimpinnya." Untuk mengamankan ini petugas menggunakan pola pengamanan 241 yakni 2 petugas polisi, empat linmas untuk menjaga dua TPS," jelasnya.
Untuk kategori terakhir, TPS ini berdiri di Lembaga Pembinaan Masyarakat (Lapas) dan Rumah Sakit (RS). Untuk pengamananya, tentunya akan disesuikan dengan kondisi dilapangan."Polisi akan mempertimbangkan kondisi dilingkungan tersebut. Dan yang harus di waspadai TPS katagori rawan satu dan rawan dua," paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Selasa (10/7) sore nanti 6.401 personil kepolisian akan turun ke masing-masing wilayah. Selain melakukan pengawalan TPS mereka juga mengevaluasi kondisi TPS di masing-masing keluraha di DKI jakarta. "Total yang kami kerahkan 1.157 personil ini diback up oleh TNI, Babinsa, dan satpol PP," katanya. (net)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar