Sabtu, 28 Juli 2012

Jasa Marga buat Jalur Khusus di Tol Jatibening

* Terkait Demo Warga

JAKARTA, (SUARA LSM) - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berencana membuat jalur khusus di luar Tol Jatibening untuk bus Jakarta-Bekasi, yang nantinya keluar di ring Jatibening, sehingga bus dapat leluasa menurunkan dan menaikkan penumpang.

"Jadi barusan kita berdiskusi dengan walikota. Jadi tidak di dalam tol lagi," kata Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat.

Adityawarman menjelaskan Jasa Marga menyediakan jalan arteri. Nantinya, bus dapat menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan arteri tersebut. Kemudian, bus kembali masuk ke Tol Jatibening dan tidak dikenakan biaya.

"Dengan begini, kita tidak melanggar UU. Kita juga sudah meminta walikota juga membantu tolong diterbitkan nantinya," ungkapnya.

Ia menambahkan pembuatan jalur arteri ini akan diaplikasikan dalam dua hari ke depan. Selain itu, walikota Bekasi juga telah meminta maaf kepada pihak Jasa Marga.

"Walikota Bekasi minta maaf, pak lurah juga minta maaf. Kita sadari ini memang kasus lama dan sekarang menjadi ledakan. Kalau tidak kita tidak ledakkan tidak akan selesai. Ibarat api dalam sekam," urainya.

Selain itu, Pemda Bekasi berjanji akan menertibkan pada pedagang dan tukang ojek yang berada di Tol Jatibening.

Ia menegaskan penutupan terminal bayangan di Tol Jatibening ini bukan karena manajemen Jasa Marga aragon, namun itu karena bertentangan dengan undang-undang tentang jalan.

"Bukan karena kami arogan, karena tidak pantas. Kalau begini kita akan kalah dengan negara yang paling terbelakang sekalipun," ungkapnya. 

Ngamuk, Blokir Jalan Tol 
Seperti yang terjadi sebelumnya, ribuan warga melakukan aksi unjuk rasa di KM 8 Tol Jatibening, kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, kemarin (27/7) pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Warga protes penertiban terminal bayangan yang dilakukan pihak Jasamarga. Warga menutup akses jalan tol dari arah Jakarta- Cikampek dan sebaliknya. Bahkan warga yang kesal dengan Jasamarga membakar mobil Dhaihatsu Zebra bernomor Polisi B 9548 YT milik Jasamarga. Selain itu, warga sempat melempari rombongan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius.
Imbasnya, Jalan Tol di KM 8 Tol Jatibening arah Cikampek dan Jakarta macet total mulai KM 16 hingga 8 kilometer. Arus lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek Jatibening tidak bergerak dikarenakan massa telah membakar sebuah mobil Jasamarga.

Sebelumnya aksi unjuk rasa warga juga pernah berlangsung pada 6 Juli lalu. Warga protes atas penertiban yang dilakukan Jasamarga yang melarang naik turunnya penumpang di kawasan tersebut. Warga sekitar yang sebagian besar berjualan dan mengojek di daerah itu merasa mata pencahariannya akan mati jika penertiban itu tetap dilakukan.
Menurut Masran (41) salah satu perwakilan warga saat ditemui Bekasi Ekspres, aksi yang dilakukan warga tersebut karena warga kesal dengan pihak Jasamarga yang telah mengingkari janji. Sebelumnya antara warga dengan Jasamarga membuat kesepakatan yang disaksikan Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan Kapolresta Kota Bekasi Kombes Priyo Widyanto bahwa pihak Jasamarga tidak akan menutup terminal bayangan. “Namun pihak Jasamarga yang menyewa sejumlah ormas untuk melakukan penutupan akses jalan tol,” ucapnya kesal. 
Hal tersebut lantas menjadi pemicu kemarahan warga. Tanpa dikomando warga langsung turun ke jalan tol dan menutup jalan tol. “Karena kesal warga langsung membakar mobil Jasamarga yang sedang melakukan pengelasan untuk menutup terminal bayangan tersebut,” pungkasnya. 
Sempat terjadi insiden dalam aksi unjuk rasa tersebut. Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius yang datang ke lokasi bersama rombongannya nyaris diamuk massa. Bahkan warga yang kesal melempari rombongan Wakapolda Metro Jaya dengan batu, namun kejadian tersebut tidak berlangsung lama setelah Kapolresta Kota Bekasi Kombes Priyo Widyanto menjelaskan kepada warga perihal kedatangan Wakapolda. Setelah mendapatkan pengarahan Kapolresta Kota Bekasi, warga pun mengerti dan Wakapolda pun langsung turun menemui warga yang berunjuk rasa . 
Menurut Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius, pihak kepolisian sudah membicarakan kepada pihak Jasamarga agar tidak menutup terminal bayangan yang ada di Tol Jatibening, karena terminal bayangan yang ada disisi kanan maupun kiri pintu Tol Jatibening bukan hanya untuk turun dan naik penumpang. “Namun mayoritas warga sekitar bermata pencaharian sebagai pengojek dan berdagang di sekitar pintu tol Jatibening,” ucapnya.
Setelah dilakukan pendekatan dan pertemuan dengan pihak Jasamarga, akhirnya pihak Jasamarga membuat kesepakatan  dengan warga dan membuka kembali terminal bayangan tersebut.  Hampir tiga jam lebih para pengendara mobil dari dua arah menunggu. Setelah disepakati akhirnya warga membuka jalan tol tersebut dan perlahan- lahan laju kendaran kembali normal. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan hingga kini petugas kepolisian Polresta Kota Bekasi dan Polda Metro Jaya masih berjaga-jaga di lokasi.
"Kami akhirnya membuat kesepakatan antara Jasamarga dan masyarakat. Disaksikan pihak Pemerintah Kota Bekasi, Polresta Kota Bekasi dan Polda Metro Jaya,” kata kepala Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Yudi Krisyunoro. Dalam perjanjian tersebut, pihak Jasamarga berharap, kedepan tidak terjadi kepadatan akibat naik dan turunnya penumpang di sisi kiri dan kanan pintu  Tol  Jatibening. "Saya harap kemacetan dapat diminimalisir dan para pengguna (pedagang, tukang ojek, karyawan) tertib menggunakan akses ini," tambah dia.

Sementara itu, koordinator masyarakat Masran (35) mengatakan, aksi demo itu karena dipancing pihak Jasamarga. Jasamarga menyewa preman dalam proses pengelasan pembatas tol. "Kami sangat kecewa tiba-tiba dilakukan pembatasan dan pengelasan oleh Jasamarga tanpa koordinasi dengan warga masyarakat yang biasa beraktifitas. Sehingga, kami marah apalagi sampai ada intimidasi," kata Masran. (ant/BE)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar