Kamis, 19 Juli 2012

Pemakaian Solar Subsidi Kaltim Over 13 Persen

SIMBOLIS: Peresmian SPBU keliling untuk BBM non subsidi oleh Direktur Pemasaran
dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya, kemarin.

BALIKPAPAN, (SUARA LSM) - Sudah lama ada ketentuan bahwa kalangan industri “haram” menggunakan Bahan Bakar Bersubsidi (BBM), ke depan,  pengawasan dan sistemnya akan semakin ketat. Salah satunya, PT Pertamina (Persero) melaunching SPBU keliling yang melayani pembelian BBM non subsidi guna mengurangi konsumsi bahan bakar bersubsidi oleh kalangan industri, Selasa (17/7) kemarin.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, itu mengacu pada konsumsi BBM subsidi yang sejauh ini dianggap tidak normal. “Saat ini pemakaian solar bersubsidi sudah 13 persen melampaui kuota yang ditetapkan sampai awal bulan Juli,” ungkapnya.

Langkah itu sekaligus mendukung kebijakan pemerintah melalui kementerian ESDM(Energi Sumber Daya Mineral,Red)tentang pengendalian penggunaan BBM bersubsidi yang tertuang dalam peraturan menteri (Permen) ESDM No 12 Tahun 2012,  yang melarang semua kendaraan terkait dengan kegiatan industri menggunakan BBM subsidi.

“Jadi dengan adanya SPBU mobile ini,  kebutuhan industri bisa dipenuhi. Tidak ada lagi yang beli di SPBU,” harapnya. 

Ditambahkan, setelah diluncurkan,  jumlah SPBU mobile tersebut akan terus ditambah. Ia menargetkan sampai Agustus mendatang jumlah agen SPBU mobile ini mencapai 200 unit di Indonesia. Dari jumlah tersebut,  70 armada di antaranya diproyeksikan akan beroperasi di Kalimantan.

“Jumlah armada di Kalimantan sendiri saat ini baru 30 unit. Tapi sampai akhir tahun mendatang, khusus untuk Kaltim saja kita proyeksikan akan ada 30 armada yang beroperasi,” imbuhnya. Tidak hanya melayani solar non subsidi, ke depannya SPBU mobile ini juga dipersiapkan untuk melayani premiun non subsidi. Mengenai harga, ia mengatakan akan di-update sebulan dua kali sesuai dengan harga minyak dunia.
TANGKAP PENGETAP
Menanggapi permasalahan pengetap, Hanung Budya menawarkan teknologi khusus. Ia tidak menjelaskan secara pasti, hanya menyebut Pertamina akan menganut metode berupa SPBU berbasis IT. Kelebihan dari SPBU ini adalah mampu merekam aktivitas pengisian BBM oleh masyarakat. “Jadi setiap kendaraan mengisi di SPBU akan terlihat, berapa kali ia masuk SPBU dan SPBU mana saja yang telah ia singgahi,” terangnya.
Dengan begitu,  akan terlihat kendaraan mana yang sengaja mengetap. “Jika mencurigakan bisa langsung diselidiki dan ditangkap,” imbuhnya.
Ia menargetkan, tahun 2014 semua SPBU se- Indonesia sudah berbasis IT. “Jumlah SPBU se-Indonesia ada sekira 4.850. Untuk Kalimantan, nanti kita akan uji coba di Kalsel lebih dahulu,” pungkasnya. (net)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar