Kamis, 12 Juli 2012

Pendidikan untuk Semua Perlu Berbasis Web

ilustrasi

MAKASSAR, (SUARA LSM) - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Lydia Freyani Hawadi, membuka pertemuan penyusunan EFA Development Index/EDI Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Regional Makassar, di Hotel Sahid Makassar, Selasa, 10 Juli.

Pertemuan yang berlangsung tiga hari tersebut diikuti utusan dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pendidikan kabupaten/kota dari seluruh provinsi di kawasan timur Indonesia.

Lydia dalam paparannya sebelum membuka acara antara lain mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi terkait capaian EDI Indonesia adalah lambatnya  laporan dari daerah. Ini menjadi tugas kita bersama untuk mengatasinya.

Kendala lain yang dihadapi menurut Prof Lydia adalah kompetensi petugas penyusun laporan juga belum memadai, serta akurasi dan validasi data yang masih lemah. Begitu pula koordinasi antara pusat dan daerah yang belum optimal. Semua kendala itu, menurut Guru Besar Psikolog tersebut, perlu menjadi perhatian bersama agar capaian EDI Indonesia bisa meningkat.

Untuk meningkatkan capaian EDI, lanjut Lydia, perlu dilakukan berbagai cara seperti meningkatkan pelatihan bagi petugas penyusun laporan, menggelar workshop penyusunan laporan EDI mulai dari tingkat kabupaten/kota provinsi hingga tingkat nasional perlu terus dilakukan. Begitu pula koordinasi antara para pengurus forum Pendidikan Untuk Semua (PUS) di pusat dan di daerah perlu ditingkatkan.

Dijelaskan pula bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah memberi dukungan terhadap program PUS ini. Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk regulasi (perda), kebijakan dan program, pengalokasian anggaran, pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan, serta pencatatan dan pemetaan program berbasis web.

Tahun 2011, indeks pendidikan untuk seluruh Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara. Kebijakan PUS merupakan hasil kesepakatan internasional antar negara-negara United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 200 di Dakar, Senegal, yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan. (fjronline)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar