Sabtu, 22 September 2012

Gubernur DKI Terpilih Dituntut Bisa Tampil Berani dan Tegas


JAKARTA, (SUARA LSM) - Sekjen DPN Partai Keadilan dan Persatuan(PKP) Indonesia Lukman F Mokoginta mengingatkan mengurus Jakarta bukan pekerjaan enteng, karena permasalahannya begitu besar, berat dan kompleks. Karena itu, gubernur terpilih harus punya keberanian, ketegasan dan kebijakan serta kesabaran yang tinggi dengan dengan manajemen waktu yang tepat.
Karena itu, kata Lukman kepada Harian Terbit, Jumat (21/9), Jokowi dan Basuki harus bekerja sama dengan banyak pihak termasuk memanfaatkan tenaga dan pikiran para cerdik cendikia yang ada di Jakarta. Begitu juga dengan DPRD DKI Jakarta.
“Jumlah anggota DPRD 95 orang, 77 orang adalah anggota yang berasal dari partai politik pendukung Foke-Nara, perlu upaya ekstra untuk membangun kemitraan harmoni,”imbuh mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini. Dia juga berharap, setelah menjabat gubernur, Jokowi harus menghindari praktik KKN, melaksanakan janji secara akuntabel dan transparan.
“Kemenangan Jokowi-Basuki adalah pilihan rakyat, patut kita sampaikan selamat karena memperoleh dukungan warga Jakarta,”kata dia.
Anggota DPD RI asal DKI Jakarta, AM Fatwa menilai Jokowi memiliki karakter kepemimpinan yang mirip seperti mantan gubernur DKI Jakarta era 70-an, Ali Sadikin. Fatwa mengatakan keduanya sama-sama senang turun langsung ke masyarakat.
“Mirip, Pak Ali Sadikin kan juga suka turun ke lapangan daripada bekerja di kantor,” ujar AM Fatwa dalam talkshow DPD RI Perspektif Indonesia: Kejutan Pemilu Kada DKI Jakarta dan Harapan Baru, di ruang press room DPD RI, Senayan, Jakarta, kemarin.
AM Fatwa menyebut kemiripan lain antara Jokowi dan Ali Sadikin adalah keduanya kerap mengunjungi gang-gang sempit di perkampungan padat penduduk.
“Jokowi masuk gang-gang, setelah jadi gubernur dia juga masuk gang. Kalau di kantor kan ada pegawainya. Ali Sadikin juga begitu, surat-surat dibawanya ke rumah,” lanjutnya.
Selanjutnya, AM Fatwa juga menilai Jakarta lebih membutuhkan orang yang berasal dari luar Jakarta. Ali Sadikin dan Sutiyoso menjadi contoh pemimpin Jakarta yang sukses dan tidak berasal dari dalam Jakarta.
“Ali Sadikin dan Sutiyoso kan orang luar yang perbaiki. Kalau orang dalam itu malah terpenjara dalam masalah yang sudah ada,” katanya. (net)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar