Kamis, 26 September 2013

Kadin Indonesia : Pemerintah Harus Proaktif Atasi Masalah pangan

Jakarta, (SUARA LSM) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyayangkan langkah yang kerap diambil pemerintah dalam mencari solusi terhadap  permasalahan pangan  di dalam negeri, seperti melakukan operasi pasar atau secara tiba-tiba mengadakan kunjungan ke pasar.
Untuk mengatasi permasalahan komoditas pangan yang terjadi di Tanah Air, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur,Selasa (24/9), meminta pemerintah proaktif dan jangan pasif dalam memberi respons.
Ia berpendapat, langkah-langkah spekulatif dan mendadak telah sering dilakukan pemerintah, namun dampaknya hanya menurunkan harga secara lambat dan kemudian harga akan merangkak naik kembali.
Pemerintah, kata Mansyur melalui keterangan tertulisnya, seharusnya dapat mengikuti sistem perdagangan pangan dunia dan tidak pasif dalam menghadapi permasalahan pangan. Selama ini, pemerintah dinilai baru mengeluarkan kebijakan impor pada saat terdapat suatu komoditas yang jelas-jelas kurang.
“Artinya, Kementerian Perdagangan ketinggalan irama. Negara lain dalam jangka waktu enam bulan sebelumnya sudah mengeluarkan kebijakan impor pangannya, karena dalam perdagangan pangan internasional paling tidak 6–12 bulan pangannya sudah dipesan oleh pengusaha kartel dunia,” kata Natsir.
Sebelumnya, Kadin menyatakan masih adanya indikasi kartel pangan adalah akibat lemahnya penataan pangan nasional dari segi hulu hingga ke hilir.
Natsir  menyebutkan bahwa potensi kartel untuk enam komoditas pangan strategis mencapai hingga Rp11,34 triliun per tahun. Keenam komoditas pangan strategis tersebuit adalah daging sapi, daging ayam, gula, kedelai, jagung, dan beras impor. Dalam kaitan ini, Mansyur meminta pemerintah merombak tata niaga impor nasional yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan sehingga rentan dengan spekulasi dan kartel. (sg)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar