Senin, 07 April 2014

53% Anak Muda Se-Jabodetabek Pilih Golput

Ilustrasi
Jakarta, SUARA LSM Online - Sebanyak 53,23% anak muda berusia 17-25 tahun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dari 1.039 responden, memutuskan tidak akan memilih alias golongan putih (golput), pada pemilihan legislatif 9 April mendatang.
Tingginya anggka Golput di kalangan anak muda Jabodetabek itu sebagaimana hasil survei yang dilakukan Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) Jakarta yang dirilis Jumat (4/4) di kampus USBI, Jakarta Selatan.

Head of School of Management Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI), Muhammad Gunawan Alif yang merupakan peneliti dalam survei ini, saat memaparkan hasil survei mengungkapkan, angka tersebut diperoleh setelah surveyor menanyakan partai politik apa yang akan dipilih pada Pileg 9 April mendatang.

"Ternyata, 53,23% di antara mereka menyatakan tidak akan memilih dalam Pemilu legislatif mendatang," kata Gunawan.

Pertanyaan itu setelah responden yang tersebar di Jabodetabek yang terdiri pelajar dan mahasiswa itu ditanyai partai politik mana yang relah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ekonomi, politik, hukum, sosial, keamanan, pendidikan, dan teknologi.

Hasilnya, sebesar 24,46% responden menjawab partai manapun tidak melakukan upaya-upaya menyelesaikan masalah perekonomian Indonesia. Kemudian, 43,62% menyatakan partai politik tidak melakukan upaya memperbaiki sistem politik.

Sejumlah 47,43% responden menyatakan partai tidak mengupayakan perbaikan penegakkan atau sisitem hukum, 45,72% tidak memperbaiki masalah sisial, 50,53% tidak mengatasi masalah keamanan, 47,37% tidak menyelesaikan masalah pendidikan, 54,55% tidak berusaha meningkatkan kemampuan teknologi, dan tidak peduli pada masalah-masalah kebudayaan sebesar 46% responden.

Menurutnya, angka 53,23% responden yang tidak akan memilih pada Pileg mendatang itu, surveinya dilakukan sebelum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendeklarasikan Joko Widodo sebagai calon presiden yang akan diusung pada 9 Juli nanti, sehingga angka itu belum bersifat final.

Hasil deklarasi itu bisa memberikan pengaruh karena sejumlah studi mengenai voter turn out memperlihatkan, bahwa keinginan untuk berpartisipasi dalam Pemilu akan meningkat jika persaingan di antara kandidat semakin kompetitif dengan munculnya sejumlah kandidat kredibel, berintegritas, dan memiliki program yang disenangi khalayak.

"Khalayak akan memilih mereka. Parpol harus berbenah jika mereka ingin menarik pemilih agar mudah ke tempat pencoblosan suara," tandasnya. (SG)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar