Senin, 07 April 2014

Jalur Lintas Selatan Masih Diblokir untuk Truk Pengangkut Pasir Besi






PANGANDARAN, Suara LSM Online - Jalur lintas selatan Jawa Barat akhirnya diblokir untuk truk penangkut pasir besi. Warga juga mengancam tidak bertanggungjawab apabila ada kendaraan yang nekad mengangkut pasir besi melintas di jalur tersebut.

Aksi blokir jalan untuk truk pengangkut pasir besi tersebut mrupakan langkah terakhir setelah berbagai upaya untuk meminta agar akses jalan tersebut segera diperbaiki, tidak pernah berhasil.

Mereka memblokir karena sudah tidak tahan lagi dengan hancurnya jalan lintas selatan, setelah banyak truk penangkut pasir besi melintas ruas jalan tersebut.

Hingga Minggu (24/3) aksi blokir masih terus berlangsung. Warga baru membuka lintas selatan Jawa Barat tersebut apabila jalan tersebut diperbaiki.

Aksi massa menghentikan pengiriman pasir besi sudah berlangsung beberapa kali. Dalam aksi sebelumnya pengemudi truk sarat muatan pasir besi yang diduga melebihi tonase juga pernah diinterogasi warga.

Setelah dilakukan negoisasi akhirnya truk berikut pengemudinya dibebaskan. Demonstrasi besar-besaran menghentikan perjalanan truk pasir besi itu kembali terulang pada hari Kamis (21/3), terus berlanjut hingga Jumat (22/3).

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan akhirnya dilakukan pertemuan warga dengan perwakilan pengusaha pasir besi. Puluhan anggota polisi dari Polres Ciamis bersama dengan sejumlah anggota TNI mengamankan kegiatan tersebut. Hal itu dibamaksudkan untuk mengantisipasi timbulnya tindakan anarkis.

Jalur lintas selatan Jawa Barat di wilayah Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran memanjang mulai dari Kecamatan Cimerak, yang berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, hingga Kecamatan Pangandaran.

Saat ini kondisi jalur yang juga merupakan sarana jalan wisata tersebut hancur. Salah satu penyebab hancurnya ruas jalan tersebut adalah banyaknya truk penangkut pasir besi yang melintas jalan itu. Setiap hari ratusan truk sarat muatan pasir besi

Warga jengkel dengan kondisi jalan yang hancur. Terlebnih jalan lintas selatan merupakan akses utama jalur perekonomian bagi warga di sekitar lokasi tersebut.

Selain itu hancurnya badan jalan juga mengakibatkan banyak wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke daertah wisata yang terdapat di wilayah Ciamis selatan, di antaranya Green Canyon, Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas Madasari dan lainnya.

hancurnya lintas selatan juga mengakibatkan waktu tempauh di wilayah tersebut juga semakin bertambah lama.

Dalam kondisi normal atau jalan tidak rusak, antara Pangandaran - Kecamatan Cijulang hanya membutuhkan waktu 40 menit, saat ini mencapai 2 jam. Banyaknya jalan yang berlubang juga menjadikan sering terjadi kecelakaan.

Seorang tokoh masyarakat Cijulang, Abdul Gopar menilai aksi protes memblokir jalan serta memasang puluhan poster serta lainnya, merupakan puncak kekesalan warga terhadap keadaan jalan yang hancur.

Aksi tersebut merupakan kegiatan lanjutan, sebab beberapa waktu sebelumnya warga juga melakukan aksi blokir jalan terhadap truk penangkut pasir besi.

"Masyarakat sudah jenuh melihat keadaan yang setiap hari dihadapi, jalan hancur. Saya juga berharap pemerintah dapat segera memerbaiki jalan yang merupakan akses menuju sejumlah kawasan wisata yang ada di sepanjang jalur tersebut dan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat," ujarnya.

Terpisah Bapti Ciamis Engkon Komara mengatakan persoalan jalur lintas selatan tersebut sudah disampaikan langsung ke Gubernur Jawa Barat maupun pemerintah pusat.

"Jalan tersebut berstatus jalan provinsi dan pusat, sehingga sepenuhnya kewenangan mereka. Kami di daerah sudah menyampaikan keluhan masyarakat, termasuk minta agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki. Kami juga ikut prihatin dengan kondisi itu," ujarnya usai Shalat Jumat di masjid Agung Ciamis.

berdasarkan infromasi yang diterima, jalur lintas selatan Jawa Barat diperbaiki Tahun 2013. Saat ini, penanganan projek perbaikan jalan tersebut masih dalam proses pelelangan di Jakarta.

Anggaran yang disediakan untuk memerbaiki lintas selatan antara Kabupaten Tasikmalaya hingga Pangandaran, Ciamis mencapai Rp 200 miliar.

Dari jumlah tersebut sekitar Rp 103 miliar untuk perbaikan jalan lintas selatan yang masuk wilayah Pangandaran, Ciamis.

"Sebagian besar untuk perbaikan jalan lintas selatan yang masuk wilayah Ciamis. Kami berharap masyarakat tetap menjaga ketenangan serta menciptakan iklim yang kondusif," tuturnya.(TIM )

0 $type={blogger}:

Posting Komentar