Jumat, 16 Mei 2014

Keterbukaan ala KPK

Jakarta, Suara LSM Online – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dianggap sebagai salah satu contoh kehendak pemerintah untuk terbuka dan akuntabel. Di forum OGP di Bali, KPK juga turut diundang dalam diskusi tematik. Yang datang Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja. Sosok kelahiran 14 Januari 1960 ini berbicara dalam sesi Masyarakat Sipil dan Media: Mendongkrak Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas.

Di forum ini Adnan berbicara dengan Umar Idris dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Malou Mangahas (Philipine Centre for Investigative Journalism/PCIJ), Thaung Su Nyein (CEO Information Matrix, Myanmar), dan John Wonderlich (Sunlight Foundation, LSM pemantau akuntabilitas pemerintah di AS).

Tidak banyak yang diungkapkan Adnan. Untuk informasi kepada wartawan, dia mengatakan bahwa KPK selalu terbuka. Dia mengakui kadang timbul kesalahpahaman. Misalnya, ketika KPK melakukan pekerjaan di hari libur, bisa dipersepsikan menyembunyikan diri dari wartawan. Untuk itu perlu penjelasan secara cepat.

Adnan yakin, dengan menjaga integritas, KPK akan menjadi lembaga yang paling ditakuti oleh koruptor. "Karena kepercayaan ini, KPK akan dibela oleh publik. Mereka yang akan membuat rantai manusia untuk membela KPK," kata pimpinan KPK lulusan Pondok Pesantren Gontor ini.

KPK memang pernah dikepung polisi ketika mengusut kasus korupsi Irjen Pol Djoko Susilo. Saat itu masyarakat dan aktivis berkumpul di KPK untuk membela lembaga ini dari intervensi polisi. Gerakan ini ikut mendorong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menengahi konflik. KPK pun berhasil mengusut sang jenderal polisi sampai vonis.

Sikap menjaga integritas ini terus diperagakan Adnan ketika keluar ruangan. Ketika diminta berfoto, dia menyatakan, "Harus bertiga." Dia bersedia difoto setelah ada satu orang lagi yang nimbrung.

Kasus foto "berdua" pernah menjadi alat untuk menyerang KPK. Ketua KPK Abraham Samad pernah diisukan dekat dengan presenter televisi. Beredarlah fotonya berdua dalam posisi berdiri biasa menghadap kamera. Ternyata, foto ini kropingan. Aslinya bertiga, bersama Komjen Nanan Sukarna.

Selain itu, Adnan memberikan alasan mengapa dia hanya berbicara singkat di acara diskusi OGP Bali. "Lha bagaimana? Saya kan tak diperbolehkan membuat slide," kata Adnan. Diduga pimpinan KPK tak boleh membuat slide karena khawatir paparannya ditafsirkan di luar konteks ketika ada perkara korupsi.

Proses kerja KPK memang tak sepenuhnya terbuka untuk publik. Bahkan, banyak rahasia yang harus disimpan karena menyangkut kesuksesan perkara korupsi. Meski begitu, KPK tetap menginformasikan hasil kerjanya secara terbuka kepada media dan, tentu, ke pengadilan. (jp/HT)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar