Sabtu, 16 Agustus 2014

Perayaan HUT RI ke-69 di Istana Hina Rakyat Miskin

Gladi resik HUT RI di Istana (Setgab)
Jakarta, Suara LSM Online – Perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini menjadi perayaan yang istimewa bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, perayaan HUT RI ke-69 di Istana Negara ini akan menjadi yang terakhir bagi SBY dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI.

Sayang, di penghujung masa pemerintahannya, perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-69 di Istana Negara pada 17 Agustus 2014, menjadi perayaan kemerdekaan termahal di Indonesia. Maklum, guna menyelenggarakan acara tersebut, panitia pelaksana menghabiskan anggaran sebesar Rp11,3 miliar!

Tak pelak, besarnya anggaran yang dihabiskan guna penyelenggaraan HUT Kemerdekaan RI ke-69 itu menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya adalah Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra).  "Terlalu mahal dan mewah," kata Koordinator Investigasi Fitra Uchok Sky Khadafi kepada Harian Terbit, kemarin.

Uchok menilai, walaupun perayaan HUT RI kali ini sebagai hadiah terakhir untuk masa jabatan SBY, namun dengan anggaran sebesar dan semahal itu tentu sangat mengecewakan rakyat sebagai pembayar pajak. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak wajar jika perayaan HUT tersebut menghabiskan anggaran negara lebih dari sebelas miliar rupiah.

"Mencapai angka miliaran rupiah saja sudah bukan kewajaran. Apalagi ini, di atas sebelas miliar rupiah. Seharusnya (istana) sebagai lambang negara bukan mempertontonkan kemewahaan dalam acara seremonial tapi lebih memperlihatkan kesederhanaan, tapi berlangsung khikmat dalam memaknai kemerdekaan," jelasnya.

Uchok menuturkan, perayaan HUT RI yang menghabiskan dana di atas Rp11 miliar hanya akan menyakitkan orang-orang miskin. Karena kebanyakan orang miskin, jangankan untuk memperingati  perayaan HUT RI ke-69 yang sebelas miliar lebih itu, mencari Rp10 ribu untuk makan dalam satu hari saja susahnya bukan main. "Jadi untuk saat ini, yang namanya makna kemerdekaan itu adalah orang-orang yang punya duit. Dengan punya duit berarti bisa dikatakan merdeka seratus persen," paparnya.

Dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp11,3 miliar, sambung Uchok, menunjukan bahwa mereka-lah yang punya anggaran, yang punya hak untuk menghabiskan APBN, dan yang sudah merdeka atau punya kemerdekaan 100 persen. Maka, HUT Kemerdekaan harus diperingati dengan kemewahaan.  

Fitra mencatat, tanda-tanda kemewahaan itu bisa dilihat dari pemasangan tenda dan panggung yang menghabiskan anggaran sebesar Rp1,5 milyar, sewa tenda, kursi dan peralatan lainnya sebesar Rp2,5 milyar, dan souvenir yang menghabiskan anggaran sebesar Rp1,8 miliar.

"Kemewahaan HUT RI ini sangat disesalkan. Seharusnya Presiden SBY pada akhir jabatannya, memperlihatkan kesederhanaan," paparnya.

Lebih lanjut Uchok mengatakan, harusnya SBY prihatin dengan APBN yang terlalu defisit, dan tiap tahun selalu cari utang atau jual SUN (surat utang Negara) untuk menutupi defisit APBN. Belum lagi, masih banyak pejuang kemerdekaan atau veteran yang masih hidup dan belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya karena kehidupan ekonominya masih pas-pasan alias miskin.  "Jadi  menghabiskan anggaran sebesar Rp11,3 miliar hanya sebuah penghinaan buat rakyat miskin," ujarnya.

Ketika ditanya berapa nilai yang wajar untuk memperingati HUT RI, dengan tegas Uchok mengatakan, "Rp 1 miliar saja sudah cukup."(TIM)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar