Minggu, 17 Maret 2019

Romi Ditangkap, Mahfud MD: KPK Tak Bisa Dihalangi Siapapun untuk Tangkap Koruptor

Mahfud MD. 

Jakarta, Suara LSMOnline - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menanggapi mengenai penangkapan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy.

Sebelumnya, KPK dikabarkan melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (15/3).

Dari informasi penegak hukum, salah satu pihak yang ditangkap adalah M Romahurmuziy alias Romi.

Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan soal operasi senyap tersebut. Namun dia tak membeberkan identitas para pihak yang diamankan dalam OTT dimaksud.

Pihak KPK meminta semua pihak bersabar dan menunggu keterangan resmi.

Seiring kabar tersebut, Mahfud MD pun tampak menanggapinya.

Guru Besar UII Yogyakarta itu menuliskan tanggapannya mengenai KPK di laman Twitternya pada Jumat (15/3/2019).

Mahfud MD menegaskan pernyataannya mengenai lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang merupakan independen sehingga tidak bisa dihalangi atau disuruh oleh siapapun untuk menangkap koruptor.

Ia juga mengatakan, dari kubu mana pun terdapat perwakilan di tahanan KPK.
Sehingga menurutnya, tak ada partai yang dianakemaskan atau dianaktirikan dalam kasus ini.

Mahfud MD juga menyatakan, bagi publik yang mencintai kebaikan untuk masa depan negara maka layak untuk mendukung KPK.

Berikut cuitan Mahfud MD mengenai KPK :

"Sdh sy bilang, @KPK_RI itu independen, tak bisa dihalangi atau disuruh oleh siapa pun utk menangkap koruptor. Dari kubu mana pun ada wakilnya di tahanan KPK. Tak ada partai yg dianakemaskan atau dianaktirikan. Anda yg cinta kebaikan utk masa depan negara layak mendukung @KPK_RI," tulis @mohmahfudmd.

M Romahurmuziy Ditangkap, Mahfud MD: KPK Tak Bisa Dihalangi oleh Siapapun untuk Tangkap Koruptor (Twitter @mohmahfudmd).

Mahfud MD Singgung Hanya Soal Waktu

Sebelumnya, Mahfud MD membuat cuitan dengan menautkan berita penangkapan Romahurmuziy.

Mahfud MD menyinggung soal Hotel Darmawangsa dan soal waktu.

Tak ada penjelasan soal apa yang dimaksud Mahfud MD dan Hotel Darmawangsa.

Ia hanya menyebut segalanya hanya soal waktu. Apakaah yang dimaksud soal Romahurmuziy belum diketahui.

Ketum PPP Romahurmuziy Ditangkap KPK dan Langsung Menuju Jakarta - ASUMSI -->

As I told you at that night, in Darmawangsa Hotel: everything is matter of time!" cuit Mahfud MD.
Akun ini menautkan video ketika Mahfud MD berbicara di ILC TV One pada Selasa (14/8/2018) malam, tak lama dirinya tak terpilih sebagai cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Video tersebut hanya potongan tapi ada konteks utuh yang diceritakan Mahfud MD di forum tersebut.

Mahfud MD pernah mengingatkan Romahurmuziy soal pernyataannya yang berbeda saat menemui dirinya dan saat di hadapan wartawan.

Romahurmuzy ini mengatakan di hadapan media bahwa Mahfud MD mengusulkan sendiri agar dipilih jadi cawapres Jokowi.

"Begitu keluar dari ruangan itu, dia bilang lho Pak Mahfud itu kan maunya sendiri, katanya, bikin baju sendiri, siapa yang nyuruh? gitu," kata Mahfud MD mencontohkan perkataan Romy.

Baju yang dimaksud Romy, panggilan akrab Romahurmuzy, adalah kemeja putih yang dikenakan Mahfud MD jelang Jokowi mendeklarasikan cawapres.

Padahal, Mahfud MD menyebutkan baju tersebut diinstruksikan oleh pihak Istana.

Selain disuruh untuk menyiapkan CV, Mahfud MD cerita bahwa ia ditelepon asisten ajudan presiden diminta untuk mengukur baju yang modelnya sama seperti baju Jokowi.

Namun Mahfud MD sempat menolak karena menurutnya waktunya sudah mepet.

Lalu si ajudan tersebut memberikan opsi untuk membawa baju yang disenangi dan nanti mereka akan membuatkan baju sesuai ukuran baju tersebut.
Mahfud MD pun mengiyakan dan membawa baju tersebut ke istana.

Saat namanya tak terpilih menjadi cawapres Jokowi, baju yang sempat dibawa Mahfud MD ini masih tertinggal di Istana Presiden.

"Baju saya masih ada di Istana loh sampe sekarang, belum dikembalikan," ujar Mahfud MD sambil tertawa.

Selain itu, menurut Romy sendiri yang menyampaikan kepadanya sehari sebelum deklarasi bahwa nama Mahfud MD sudah final.

"Saya agak tersinggung itu, padahal Romy justru sehari sebelumnya yang memberi tahu saya bahwa saya sudah final," tandasnya lagi.

Hal tersebut dikatakan Romi saat bertemu di kediaman Mahfud MD.

Pertemuan itu dirancang sendiri Romy dan memberitahukan kepada Mahfud MD lewat Sekjen PPP Arsul Sani.

"Dia (Romi) ke rumah saya hari Jumat dua minggu lalu. Dia memberi tahu menyebut penyebutan nama 10 itu memang betul Romi dapat dari Pak Jokowi dan itu betul dari Pak Jokowi. Kenapa dia sebut di situ, disebut ada Ma'ruf Amin, ada Din Syamsyudin, kenapa ada nama Din Syamsudin karena titipan dari halal bihalal di Muhammadiyah kata Romi agar disebut satu nama. Masa NU semua, lalu ada Pak Mahfud ini gitu," ungkap Mahfud MD.

Bahkan Romy juga yang ngotot menyebut nama Mahfud MD agar menjadi cawapres di hadapan Jokowi, sehari sebelum deklarasi.

"Nah jadi Romi sejak awal sudah ke saya, bahkan sehari sebelumnya itu saya sudah komunikasi dengan (Suharso) Monoarfa, Pak Mahfud saya bersama Romi sudah menghadap Presiden dan Romi mengatakan kalau lawan pasangannya Prabowo itu Salim Segaf nanti lawannya Pak Mahfud. Kalo pasangannya Prabowo itu AHY sama-sama millenial cawapresnya Romi, gitu. Tapi sudah tahu dia kalau Pak Jokowi memilih saya," kata Mahfud.

Rupanya kini, semua pernyatan Romy kepada media berkebalikan dengan hari-hari sebelum deklarasi di hadapan Mahfud MD.

“Saya ingatkan saja, Mas Anda ini kok ngomongnya beda dengan yang waktu ketemu saya. Jangan main-mainlah saya bilang,” kata Mahfud MD geram.

Mahfud MD pun menyebutkan soal Setya Novanto, yang tetap tenang bahkan senyam-senyum saat terjerat kasus korupsi.

Saat itu, Setya Novanto dengan percaya diri menyebut bahwa dirinya dilindungi oleh presiden Jokowi kepada Mahfud MD.

"Dulu saya, Setya Novanto itu punya kasus korupsi, dia senyum-senyum aman bilang dilindungi oleh presiden," tutur Mahfud MD.

Setelah mendapat jawaban Setya Novanto, Mahfud MD lantas menanyakannya ke Sekretaris Negara Pratikno, apakah presiden melindungi Setya Novanto.


“Apa betul Pak Presiden melindungi Setya Novanto? Pak Pratik jawab enggak, tolong nyatakan pak Presiden itu netral dalam urusan hukum, lalu saya buru dia (Setya Novanto) masuk bui dia,” tandas Mahfud MD seraya mengulang kata-kata 'jangan main-mainlah' kepada Romahurmuzy. (Helmy)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar