Sabtu, 07 Juli 2012

Virus Kiamat Internet Mengancam Dunia

BOSTON - Sebanyak seperempat juta pengguna komputer di seluruh dunia menghadapi resiko kehilangan akses Internet pada Senin (9/7), akibat perangkat lunak berbahaya kelompok peretas yang dilumpuhkan pemeritah AS, November lalu.

Beberapa laporan berita dan blog heboh membicarakan resiko gangguan tersebut, memperingatkan mengenai potensi "kegelapan" dan menggambarkan perangkat jahat Alureon sebagai virus "Kiamat Internet".

Meskipun begitu, para ahli mengatakan hanya segelintir pengguna komputer menghadapi resiko, dan penyedia Internet akan dihubungi agar segera memulihkan layanan mereka. Para ahli mengatakan mereka menganggap ancaman itu kecil dibandingkan dengan virus lain yang lebih ganas seperti Zeus dan SpyEye --yang menyerang jutaan komputer pribadi (PC) serta dimanfaatkan untuk melakukan penipuan keuangan.

Hingga pekan ini, sebanyak 245.000 komputer di seluruh dunia masih terserang virus Alureon dan "saudaranya", kata perusahaan keamanan komputer, Deteque, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat siang. Jumlah itu meliputi 45.355 komputer di Amerika Serikat.

Virus dirancang untuk mengalihkan arus lalu lintas Internet melalui server DNS merah yang dikendalikan para penjahat, kata FBI. Server DNS adalah papan-penghubung komputer yang mengarahkan lalu lintas Jejaring.

Ketika pihak berwenang mematikan server merah, seorang hakim federal di New York memerintahkan agar server sementara tetap dioperasikan sementara mesin korban diperbaiki. Server sementara tersebut akan dimatikan pada pukul 12.01 Waktu Amerika Timur pada Senin. Itu berarti PC yang terserang dan belum diperbaiki tak lagi bisa terhubung dengan Internet.

Sebagian penyedia layanan Internet, termasuk AT&T dan Timer Warner Cable, telah melakukan pengaturan sementara sehingga pelanggan mereka akan dapat memperoleh akses ke Internet dengan menggunakan alamat server DNS merah.

Informasi mengenai cara mengenali dan membersihkan virus dapat ditemukan di jejaring yang didirikan oleh sekelompok perusahaan keamanan dan ahli lain: http://www.dcwg.org.

"Itu sangat mudah diperbaiki," kata Gunter Ollmann, Wakil Presiden Penelitian bagi Perusahaan Keamanan Damballa. "Ada banyak alat yang tersedia." Banyak mesin yang masih terinfeksi barangkali tidak digunakan secara aktif sebab kebanyakan korban sudah diberitahu mengenai masalah tersebut, kata seorang ahli keamanan komputer Johannes Ullrich, yang mengelola Internet Storm Center --yang memantau ancaman di Jejaring.

Amerika Serikat telah menuntut tujuh orang karena melakukan penipuan Internet di seluruh dunia. Enam orang ditangkap di Estonia, sementara orang ketujuh --yang tinggal di Rusia, masih berkeliaran.

Sejauh ini, Tallinn telah mengekstradisi dua orang ke New York --tempat mereka dihadirkan di pengadilan federal Manhattan. (Ant)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar