Selasa, 06 Agustus 2013

Jelang Lebaran, Penarikan Uang Tunai Capai Rp97 Triliun

Jakarta, (SUARA LSM) - Menjelang lebaran, kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai makin tinggi. Bahkan, BI mencatat, kebutuhan uang tunai nasional masyarakat hingga 2 Agustus mencapai Rp97 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah mengatakan, jumlah penarikan tersebut merupakan 94,1 persen dari proyeksi kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai yang mencapai sebesar Rp103,1 triliun. 

"Untuk penarikan bank di wilayah Jabodetabek sampai 5 Agustus sebesar Rp31,8 triliun atau sebesar 102 persen dari perkiraan sebesar Rp31,1 triliun," kata Difi di Jakarta, Senin (5/8/2013).

Sebelumnya BI memperkirakan kebutuhan uang tunai meningkat sebesar 20 persen menjadi Rp103 triliun. Kebutuhan uang pecahan besar (UPB) diproyeksikan mencapai Rp93,4 triliun. Sedangkan uang pecahan kecil (UPK) diproyeksikan sebesar Rp 9,7 triliun. 

Secara keseluruhan, tahun ini BI menyediakan uang tunai hingga Rp146 triliun. Diakuinya, BI menyiapkan penarikan tunai hanya sampai Selasa (6/8/2013). BI juga yakin dapat memenuhi kebutuhan uang periode ramadan dan lebaran tahun ini, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah perpecahan.
Tekanan Inflasi
Sementara itu, Destry Damayanti, Ekonom Bank Mandiri, mengatakan peningkatan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang merupakan momentum musiman hari raya Lebaran belum terserap sepenuhnya pada inflasi Juli 2013 yang mencapai 3,29%.
Menurutnya, permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa selama Agustus ini bisa lebih lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena didorong oleh peredaran uang yang semakin besar. “Gaji, tunjangan hari raya, dan gaji ketiga belas baru dimulai dibayarkan sejak akhir Juli, sehingga dampak peningkatan permintaan lebaran lebih terasa pada Agustus,” ujarnya kepada Bisnis, (5/8/2013).
Destry juga menambahkan, peningkatan uang tersebut akan mendorong konsumsi masyarakat cenderung irasional selama pekan pertama dan kedua Agustus. Hal ini masih ditambah dengan faktor keagamaan seperti zakat dan tradisi budaya, seperti pemberian uang kepada keluarga.
“Yang menjadi fokus pada Agustus adalah bukan hanya harga pangan tetapi juga transportasi. Pada Agustus tarif transportasi meningkat pesat karena tradisi mudik,” ujarnya.
Konsumsi masyarakat, tuturnya, akan kembali rasional pada pekan ketiga dan keempat agustus 2013. Meski demikian, lanjutnya, selama periode itu uang yang beredar tidak serta merta kembali ke bank.
“Biasanya ada jeda sekitar 1 bulan setelah lebaran baru uang yang beredar tersebut kembali ke bank dan kemudian diserap BI melalui operasi  moneter,” ujarnya.
Atas dasar itu, Bank Mandiri memprediksi inflasi bulan pada Agustus 2013akan mencapai 0,7%--0,9%. “Kami melihat inflasi Agustus akan tinggi meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya,” ujarnya.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI), mengatakan dampak atas peningkatan uang beredar sebenarnya sudah terlihat pada inflasi Juli 2013, meskipun secara riil masyarakat belum menerima pembayaran gaji dan THR.
“Hal itu terlihat pada peningkatan ekspektasi inflasi yang memperhitungkan peningkatan permintaan dan uang beredar,” ujarnya. (net)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar