Selasa, 08 Mei 2012

Ironis, Puluhan Anak Kurang Gizi, Pemerintah Tidak Tahu

Soreang, (Suara LSM) - Sungguh ironis, di suatu wilayah ada puluhan anak kurang gizi, namun pemerintah daerah setempat tidak tahu, karena belum menerima laporannya. Ini terjadi di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.  


Pemerintah kecamatan setempat tidak mengetahui adanya puluhan anak kurang gizi di Desa Karyalaksana karena belum menerima laporannya. Masalah ini, merupakan bentuk kesalahan kepala desa dan kader PKK setempat. 
“Warga yang mengalami kekurangan gizi merupakan tanggung jawab pemerintah baik desa, kecamatan, maupun Kabupaten Bandung. Pelayanan kesehatan kepada warga merupakan skala prioritas yang harus dilakukan,” kata Sekretaris Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Ida Rahmawati, beberapa waktu lalu di Ibun.
Menurut Ida, kader PKK harus jeli terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Jika menemukan masalah seperti ini, kader PKK harus cepat tanggap dan melaporkannya kepada bidan dan kepala desa hingga ke Puskesmas kecamatan. 
“Jika ada warga yang kekurangan gizi, akan diperiksa oleh Puskesmas kecamatan dan bila perlu, nanti warga tersebut bisa dirujuk ke RSUD Majalaya arau ke RSHS Bandung,” ujarnya. 
Dia mengaku kecewa kepada kader PKK dan aparat Desa Karyalaksana atas kejadian yang menimpa warga di wilayahnya tersebut. Dalam waktu dekat, ia akan memanggil semua kepala desa dan pihak Puskesmas kecamatan setempat. 
“Kami akam minta keterangan kepada mereka seputar warga yang mengalami kekurangan gizi,” katanya. 
Menurut Ketua kader PKK Desa Karyalaksana, Yati Suryati, pihaknya selalu berkoordinasi dengan bidan setempat dan melaporkannya ini kepada pihak desa. Bahkan dalam melaksanakan tugasnya mereka harus bekerja ekstra, karena jarak tempuh antara satu wikayah RW dengan RW cukup jauh. 
Kader PKK lain, Heti Bagyanti, menyebutkan selama ini mereka melaksanakan tugas sesuai perintah bidan dan Puskesmas setempat. 
Setiap harinya ia bekerja ekstra tanpa memperdulikan waktu. “Sosialisasi kesehatan kepada warga selalu diberikan setiap hari Senin dan Jum’at. Selain itu, kami juga memeriksa kondisi warga yang mengalami kekurangan gizi,” ujarnya. 
Dia juga menyebutkan, kader PKK bekerja tanpa imbalan apa pun. Karena itu, seharusnya pemerintah desa, kecamatan, hingga Pemkab, peka terhadap kondisi tersebut, jangan hanya menyalahkan kader semata. 
Sebelumnya diberitakan sebanyak 38 anak di Desa Karyalaksana mengalami kekurangan gizi. Kondisi tersebut terjadi akibat faktor ekonomi sehingga kurang mengkonsumsi makanan bergizi. 
Salah satu anak usia Balita yang mengalami gizi buruk, Reisya Aulia Oktaviani, 2 tahun, putri Hani Handayani, warga Kampung Sayang RT 02/RW 08 Desa Karyalaksana. Anak dengan berat badan sekitar delapan kg itu, sepekan terakhir,katanya muntah-muntah, batuk, dan pilek. 
“Saya, belum bisa membawa anak ke dokter, karena saya tidak punya biaya untuk mengobatinya,” kata Hani Handayani. (*)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar