Jumat, 22 Juni 2012

Festival Danau Sentani 2012 Dibuka

Festival Danau Sentani V Tahun 2012 resmi dibuka pada 19-6, 2012. Festival kali ini mengusung tema One for All atau Satu untuk Semua akan berlangsung 19-30 Juni 2012 di Pantai Kalkhote, Sentani Timur, Jayapura, Papua. 

Sentani, (SUARA LSM) - Festival Danau Sentani (FDS) V Tahun 2012 yang bertema One for All atau Satu untuk Semua secara resmi dibuka Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wardayatmo, di Pantai Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa siang, 19 Juni 2012. 

Pembukaan FDS V ini dihadiri ribuan pengunjung, baik turis asing maupun lokal, yang ingin menyaksikan perhelatan akbar pariwisata nasional ini. Tercatat ada 89 orang turis dari Belanda dan dua turis Korea Selatan yang turut menyaksikan pameran budaya dan tarian adat masyarakat yang mendiami wilayah di sepanjang Danau Sentani ini.

Pembukaan FDS V diisi dengan tarian perang-perangan yang diberi nama Tarian Flawe dengan peserta sekitar 500 orang dari 24 kampung di sekitar Danau Sentani. Peserta tarian perang-perangan ini melintasi Danau Sentani menggunakan perahu dengan membawa perlengkapan perang, seperti busur dan anak panah, serta tombak.

Wardayatmo mengatakan FDS ini merupakan ajang pariwisata nasional berbasis masyarakat dalam rangka meningkatkan citra daerah menjadi tujuan pariwisata Papua, khususnya Kabupaten Jayapura, serta ikut mengembangkan ekonomi kreatif.

“Event ini sangat terkait dengan kebudayaan, di mana hidup kita akan lebih beradab dan bermartabat. Sehingga event ini mempunyai makna yang sangat besar bagi kita semua,” kata Wardayatmo di sela membuka kegiatan FDS di Pantai Khalkote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa siang, 19 Juni 2012.

Menurut Wardayatmo, FDS sudah menjadi kalender pariwisata nasional. “Artinya FDS ini sudah menjadi kebanggasn nasional, sehingga setiap tahun pihak Kementerian turut membantu mempromosikan ke manca negara. Untuk itu, FDS ini sudah harus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari sisi persiapan maupun bobot kegiatan. Sehingga menjadi daya tarik wisatawan,” katanya.

Wardayatmo mengatakan pada dasarnya FDS merupakan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada kekayaan alam dan budaya masyarakat setempat. “FDS ini merupakan Wonderful-nya Indonesia, juga Wonderful-nya Sentani, Kabupaten Jayapura. Sehingga tentu harapan kita, perhelatan festival budaya ini berimplikasi peningkatan perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif yang akhirnya meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Menurut Wardayatmo, FDS sudah lengkap dan betul-betul jadi daerah wisata, di mana sumber daya alamnya mendukung dan kekayaan budayanya mendukung. “Sehingga dituntut masyarakat Papua, khususnya kabupaten Jayapura mendukung dengan menjaga keamanan dan ketertiban, sebab pengunjung ke Papua, khususnya ke Sentani di Kabupaten Jayapura ini harus nyaman dan aman,” katanya. 


Akan Usulkan Noken sebagai Warisan Dunia

Noken
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Hari Untoro Drajat, pada saat membuka pesta budaya Festival Danau Sentani (FDS) ke-4 tahun 2011, di Pantai Kalkote Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Senin, mengatakan untuk mengangkat budaya tradisional masyarakat dari provinsi paling timur Indonesia ini di mata internasional. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengajukan Noken kepada UNESCO untuk dijadikan warisan dunia asli Indonesia pada 2012 nanti.
Noken adalah salah satu tas khas masyarakat Papua yang terbuat dari benang serat kulit kayu.

"Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sedang mengusahakan Noken sebagai salah satu warisan dunia. Noken serba guna bisa digunakan untuk apa saja, dan masyarakat Papua harus bangga memiliki itu," katanya.

Ia mengatakan, dipilihnya Noken karena memiliki berbagai keunikan seperti bisa dipakai untuk menggendong anak, dipakai jual sayuran, menyimpan barang besar maupun kecil, dan yang intinya dapat dipakai serba guna kemanapun dan dimanapun, bahkan bisa digunakan sebagai jilbab dan syal.

Namun lanjut dia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pemerintah daerah yakni masyarakat harus terus membuat Noken, mempunyai rasa memiliki, dan tentunya selalu digunakan.

"Sekarang ini Noken tidak hanya digunakan orang asli Papua saja, tetapi masyarakat non Papua pun menggunakan, hal ini terbukti kecintaan masyarakat terhadap warisan Indonesia ini," terangnya.

Pihaknya berharap masyarakat terus mengembangkan kearifan lokal yang ada, pemerintah pusat yang dibantu oleh pemerintah di daerah akan membantu mempromosikan warisan-warisan budaya yang ada di Indonesia untuk dijadikan warisan dunia, agar tidak ada yang bisa diklaim oleh negara lain seperti Noken.

"Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya kita (Indonesia), agar tidak lagi ada negara yang mengambil atau mengklaim akan kekayaan bangsa kita sebagai miliknya," ujarnya.

Menurutnya, selain Noken, ada juga beberapa kebudayaan asli Indonesia yang siap dijadikan warisan dunia seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan tari-tarian asal Bali.

Noken adalah berupa tas terbuat dari serat kayu yang dikeringkan dan benang nilon hasil kerajinan tangan perempuan Papua dengan berbagai ukuran, bisa digunakan sebagai tas sekolah, kain menggendong anak, dan sebagaianya. (Berbagai Sumber)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar