Selasa, 08 Juli 2014

Istri dan Putri-Putri Gus Dur Sesalkan Pernyataan Prabowo



JAKARTA, Suara LSM Online - Keluarga mendiang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur akhirnya membuat pernyataan resmi untuk menanggapi pengakuan Prabowo Subianto kepada jurnalis Amerika Serikat, Allan Nairn yang menyebut Presiden RI keempat itu buta dan memalukan. Keluarga Gus Dur sangat menyesalkan pernyataan Prabowo yang konteksnya tentang kesiapan Indonesia dalam berdemokrasi itu.

Dalam pernyataan resmi yang diunggah ke laman Wahid Institute, keluarga Gus Dur belum lama ini telah bertemu dengan Allan Nairn sebagai pihak yang mewawancarai Prabowo pada tahun 2001.  “Apabila pernyataan Bapak Prabowo Subianto dalam wawancara tersebut benar adanya, walaupun dilontarkan dalam konteks pembahasan mengenai demokrasi di Indonesia, maka kami sangat menyesalkan pernyataan tersebut,” tulis pernyataan resmi keluarga Gus Dur.

Pernyataan resmi itu dibuat atas nama istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah, beserta putri-putrinya yakni Alissa Wahid), Yenny Wahid, Anita Wahid dan Inayah Wulandari. Meski demikian keluarga Gus Dur tetap berharap ada klarifikasi langsung dari Prabowo yang kini tengah sibuk dalam pemilihan presiden. Hal itu dinilai penting demi menjaga agar tulisan Allan Nairn tidak menjadi fitnah.

“Berlandaskan prinsip keadilan, dan demi menjaga agar situasi ini tidak berkembang menjadi fitnah publik berkepanjangan, kami membuka komunikasi dan mengharapkan klarifikasi dari Bapak Prabowo Subianto mengenai pernyataan yang sudah menjadi polemik publik ini,” tulis pernyataan itu.

Keluarga Gus Dur justru menilai pernyatan Prabowo yang bernada merendahkan Gus Dur menjadi kontras dengan masifnya penggunaan figur mantan Ketua Umum PBNU itu dalam kampanye pemilu presiden yang dilakukan oleh pendukung mantan Danjen Kopassus tersebut. “Para pecinta Gus Dur dan sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya telah mendesak kami untuk mencapai sikap dan penyelesaian akhir dalam merespons persoalan ini.”

Meski demikian istri dan putri-putri Gus Dur tetap meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak emosional dan reaktif terhadap persoalan itu. Sebab, persoalan itu menjadi sensitif karena muncul dalam suasana puncak kampanye Pemilihan Presiden 2014.

“Kita seyogyanya mengedepankan prinsip dialog untuk menggali kebenaran, sebagaimana selalu diteladankan oleh guru kita Al-Maghfurlah Gus Dur,” kata keluarga Gus Dur.(TIM/Jpnn)

0 $type={blogger}:

Posting Komentar